Berita & Artikel

Skrining Kanker Serviks: Deteksi Dini Selamatkan Nyawa

Dalam penanganan kanker serviks, deteksi dini memegang peranan penting untuk memperoleh prognosis yang baik. Namun, pada tahun 2022, hanya 43,1% perempuan berusia 25–74 tahun di Singapura yang menjalani skrining kanker serviks, menurun dari 57,9% pada tahun 20071. Berikut adalah informasi penting mengenai alasan skrining sangat diperlukan serta pilihan pemeriksaan yang tersedia saat ini.
APA ITU KANKER SERVIKS?
Kanker serviks adalah kanker yang berawal di leher rahim, yaitu bagian bawah rahim yang terhubung langsung dengan vagina. Penyebab utamanya adalah infeksi persisten oleh virus papiloma manusia (human papilloma virus/HPV) berisiko tinggi, terutama tipe 16 dan 18. Meskipun sebagian besar infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya, infeksi yang berulang atau tidak tertangani dengan baik berpotensi berkembang menjadi kanker. Sebagian kecil kasus kanker serviks (sekitar 5–11%) bersifat HPV-negatif dan umumnya memiliki prognosis yang lebih buruk, sering kali disebabkan oleh keterlambatan deteksi.
MENGAPA SKRINING ITU PENTING?
Perempuan yang tidak menjalani skrining memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks, karena infeksi HPV berisiko tinggi yang persisten dapat tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
Jika terdiagnosis pada stadium 1, kanker serviks umumnya sangat dapat diobati, dengan angka kelangsungan hidup lima tahun mencapai sekitar 95%. Namun, angka ini menurun drastis menjadi hanya 15% pada stadium 4 .2 Selain itu, pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala. Saat gejala muncul—seperti perdarahan vagina yang tidak normal—penyakit ini umumnya sudah berada pada tahap lanjut.
Oleh karena itu, skrining menjadi langkah yang sangat krusial. Skrining dapat mendeteksi perubahan pra-kanker pada sel-sel serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Dengan intervensi yang tepat, penyakit ini dapat dicegah sebelum terbentuk, atau jika terdeteksi sejak dini, peluang keberhasilan pengobatan menjadi jauh lebih baik.
APA SAJA PILIHAN METODE SKRINING YANG TERSEDIA?
Terdapat dua jenis pemeriksaan skrining kanker serviks yang direkomendasikan, tergantung pada kelompok usia.
Tes Pap (Pap Smear) : Tes Pap direkomendasikan bagi perempuan berusia 25–29 tahun. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan alat bernama spekulum untuk membuka dinding vagina secara lembut sehingga leher rahim dapat diakses. Selanjutnya, tenaga medis akan mengambil sampel sel dari leher rahim menggunakan sikat kecil atau spatula khusus. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa apakah terdapat kelainan. Tes ini efektif dalam mendeteksi perubahan sel pada tahap awal.
Tes HPV : Tes HPV direkomendasikan bagi perempuan berusia 30 tahun ke atas. Prosedur pengambilan sampel untuk tes ini dilakukan dengan cara yang sama seperti tes Pap. Pada tes HPV, sampel diambil melalui usapan (swab) pada area vagina, kemudian dikirim ke laboratorium untuk memeriksa keberadaan tipe HPV berisiko tinggi. Tes ini tidak mendeteksi kanker secara langsung, tetapi mengidentifikasi apakah terdapat tipe virus yang berpotensi menyebabkan kanker.
Tes HPV Mandiri
Untuk mengurangi hambatan bagi perempuan dalam mengakses skrining kanker serviks, kini tersedia perangkat tes mandiri (self-sampling kit). Saat ini, perangkat ini dapat diperoleh melalui sejumlah klinik dan penyedia layanan kesehatan swasta di Singapura. Perempuan yang memilih metode ini dapat melakukan pengambilan sampel sendiri di klinik, kemudian menyerahkannya langsung di tempat untuk dianalisis. Namun, metode ini belum termasuk dalam program nasional skrining kanker serviks.
Berdasarkan data Singapore Cancer Registry, sebanyak 99,7% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Meskipun demikian, terdapat kanker serviks yang bersifat HPV-negatif. Kasus ini umumnya terdeteksi ketika pasien mengalami gejala seperti nyeri perut, nyeri panggul, atau perdarahan vagina yang tidak normal. Sayangnya, hingga saat ini belum tersedia metode skrining yang efektif untuk mendeteksi kanker serviks HPV-negatif.
MENGAPA MEMILIH TES MANDIRI?
Secara tradisional, pengambilan sampel HPV di klinik dilakukan melalui pemeriksaan menggunakan spekulum oleh dokter, diikuti dengan pengambilan sel dari leher rahim. Prosedur ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau menakutkan bagi sebagian perempuan, sebagaimana diungkapkan dalam studi yang dilakukan oleh Singapore Cancer Society pada tahun 2024.3
Perangkat tes mandiri memberikan kemudahan dan kenyamanan yang lebih besar bagi perempuan untuk memeriksa kemungkinan infeksi HPV. Sebuah studi di Singapura pada tahun 2022 terhadap 300 perempuan menunjukkan bahwa sebagian besar peserta merasa tes mandiri mudah dilakukan dan meyakini bahwa metode ini akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk berpartisipasi dalam skrining secara rutin.
Sebuah studi terbaru yang didanai oleh Singapore Cancer Society Cancer Research Grant juga menemukan bahwa lebih dari 80% peserta perempuan melaporkan tes mandiri mudah dilakukan serta memberikan kenyamanan selama prosesnya.
APA FUNGSI PERANGKAT TES MANDIRI?
Sama seperti prosedur skrining kanker serviks yang dilakukan oleh dokter, perangkat ini memungkinkan perempuan untuk mengambil sampel vagina sendiri menggunakan swab, kemudian mengirimkan sampel tersebut untuk diuji terhadap keberadaan tipe HPV berisiko tinggi.
APAKAH SWAB TES MANDIRI AKURAT?
Ya. Pengambilan sampel vagina secara mandiri memiliki tingkat akurasi yang sebanding dengan pengambilan sampel oleh dokter dalam mendeteksi keberadaan HPV berisiko tinggi. Society for Colposcopy & Cervical Pathology of Singapore juga telah memperbarui pedoman skrining kanker serviks mereka dengan merekomendasikan tes HPV mandiri sebagai alternatif pemeriksaan.
PERLUKAH SAYA MENJALANI SKRINING JIKA TIDAK AKTIF SECARA SEKSUAL?
Jawabannya: Ya.
Meskipun HPV—penyebab utama kanker serviks—umumnya ditularkan melalui kontak seksual, virus ini juga dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit.
Selain itu, HPV bukan satu-satunya penyebab penyakit ini. Faktor lain yang dapat berkontribusi antara lain sistem kekebalan tubuh yang lemah serta riwayat keluarga dengan kanker serviks. Walaupun kasus kanker serviks pada perempuan yang belum pernah berhubungan seksual sangat jarang, terdapat laporan medis yang mendokumentasikan terjadinya kondisi tersebut.4
SEBERAPA SERING SAYA HARUS MENJALANI SKRINING?
Para ahli merekomendasikan agar perempuan mulai menjalani skrining sejak usia 25 tahun, atau dalam tiga tahun setelah aktivitas seksual pertama—mana saja yang terjadi lebih dahulu. Jadwal skrining yang disarankan adalah:
- Usia 25–29 tahun: Tes Pap setiap tiga tahun
- Usia 30 tahun ke atas: Tes HPV setiap lima tahun5
Skrining kanker serviks merupakan langkah pencegahan yang ampuh dan dapat menyelamatkan nyawa. Lindungi kesehatan Anda dengan menjalani skrining secara rutin. Dengan deteksi dini dan penanganan tepat waktu, kanker serviks dapat dicegah sebelum berkembang lebih jauh..
1Survei Kesehatan Penduduk Nasional (2022)
2https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cervical-cancer/survival
3Singapore Cancer Society. Mempermudah Skrining Kanker Serviks: Singapore Cancer Society Mengadakan Uji Coba Tes HPV Mandiri di Masyarakat untuk Pertama Kalinya. 2024
4https://mjz.co.zm/index.php/mjz/article/view/551/502
5https://www.parkwaycancercentre.com/sg/learn-about-cancer/types-of-cancer/cancer-details/cervical-cancer
DIPOSTING DI | Pencegahan Kanker |
BACA SELENGKAPNYA TENTANG | Kanker Serviks |
DITERBITKAN | 01 Agustus 2025 |