Alasan Kanker Paru Meningkat di Kalangan Perokok Pasif

Disumbangkan oleh: Dr Chin Tan Min

Kanker paru-paru tidak dapat dipisahkan dari salah satu faktor risiko terbesarnya yakni merokok. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kanker paru-paru di kalangan perokok pasif terus meningkat. Kali ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa kanker paru-paru meningkat di kalangan perokok pasif.

Di Singapura, kanker paru-paru merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi pada pria dan wanita dan menempati di posisi ketiga1.

Kanker paru-paru selalu dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Oleh karena itu, Dewan Promosi Kesehatan telah mengadopsi pendekatan berbagai bidang dalam upaya mengurangi prevalensi merokok di Singapura. Pendekatan ini mencakup pendidikan masyarakat, penyediaan layanan berhenti merokok, peraturan perundang-undangan yang mengatur iklan rokok, penjualan rokok kepada anak di bawah umur, dan perpajakan.

Namun, sebuah penelitian yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa kanker paru-paru terus meningkat di kalangan mereka yang tidak pernah merokok dikenal sebagai perokok pasif. Dalam studi tersebut, proporsi orang yang tidak pernah merokok meningkat dari 31% pada tahun 1999-2002 menjadi 48% pada tahun 2008-20112. Selain merokok pun, masih ada faktor lain yang signifikan mempengaruhi kanker paru-paru.

Berikut beberapa alasan kanker paru-paru meningkat di kalangan perokok pasif:

  1. Paparan lingkungan terhadap polusi udara/asap rokok (ETS)
    • Penelitian terbaru3 menunjukkan bahwa partikel polutan kecil di udara (polusi udara PM2.5) dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok pasif dengan menyebabkan peradangan pada paru-paru. Hal ini nantinya akan “membangunkan” sel-sel yang biasanya tidak aktif dan membawa mutasi penyebab kanker. Berbeda dengan perokok aktif berisiko terkena kanker karena mutasi DNA secara langsung.

    • Polutan udara dalam ruangan seperti asap dalam ruangan dari pembakaran bahan bakar padat juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker paru-paru pada perokok pasif. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pembakaran bahan bakar padat, seperti kayu atau batu bara, kemungkinan besar merupakan sumber polusi udara dalam ruangan terbesar secara global. Ketika kompor menggunakan bahan bakar kayu pun mengeluarkan sejumlah besar polutan, termasuk karbon monoksida, nitrogen dan sulfur oksida, serta benzena.

      Penelitian telah menunjukkan hubungan yang konsisten antara penggunaan bahan bakar padat dengan sejumlah penyakit termasuk infeksi saluran pernapasan akut, penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker paru-paru5.

    • Environmental tobacco smoke (ETS) yang lebih dikenal asap yang sengaja atau tidak sengaja dihirup oleh orang lain mengandung semua komponen beracun yang sama dengan asap tembakau umum, meskipun dalam jumlah yang relatif berbeda. Penelitian telah menunjukkan bahwa ETS dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran pernapasan bawah, asma, penyakit jantung, kanker hidung-sinus, dan kanker paru-paru6.

  2. Paparan racun lingkungan lainnya

    Menurut WHO diperkirakan 3-14% kanker paru-paru disebabkan oleh radon. Hal ini tergantung pada rata-rata konsentrasi radon di negara yang bersangkutan dan metode penghitungannya7.

    Radon adalah gas mulia radioaktif alami yang terdapat di seluruh kerak bumi. Gas tersebut terbentuk selama proses peluruhan radioaktif di bumi. Ketika radon dilepaskan selama proses peluruhan, radon dapat dengan mudah berdifusi melalui bebatuan dan tanah ke ruang udara mana pun dan terakumulasi di ruang tertutup, termasuk rumah dan bangunan8.

    Konsentrasi radon sangat bervariasi tergantung pada konstruksi bangunan, kebiasaan ventilasi, perubahan musim dan variasi cuaca harian. Pendorong terbesar masuknya radon ke dalam ruang tertutup adalah perbedaan tekanan udara antara tanah dan ruang yang ditempati, yang mengakibatkan gas radon meresap ke dalam ruang tersebut.

    Racun lain yang umum dikaitkan dengan penyebab kanker paru-paru yakni asbes, kromium, dan arsenik.

  3. Faktor Keturunan/Genetika

    Ada penelitian yang menunjukkan bahwa kanker paru-paru mungkin terjadi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga positif mengidap kanker sehingga faktor genetik mungkin berperan. Meskipun ada beberapa gen ditemukan pada keluarga penderita kanker paru-paru, namun hal ini masih menjadi area penelitian saat ini.

Pengurangan Risiko

Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, rokok bertanggung jawab atas sejumlah besar kanker paru-paru, dan setiap orang harus bersedia untuk mengurangi paparan asap rokok. Namun, ada faktor risiko lain yang juga berperan yakni paparan polusi udara dan racun lingkungan.

Dengan meningkatkan upaya bersama, kami berharap dapat mengurangi emisi polutan dan mengurangi terjadi kanker paru-paru.

1 Singapore Cancer Registry Annual Report 2020.
2 Toh CK, Ong WS, Lim WT, et al. A Decade of Never-smokers Among Lung Cancer Patients-Increasing Trend and Improved Survival. 2018.
3 Hill, W., Lim, E.L., Weeden, C.E. et al. Lung adenocarcinoma promotion by air pollutants. 2023.
4 The World Health Report. WHO, 2002.
5 Smith KR. Indoor air pollution in developing countries: recommendations for research. 2002.
6 Respiratory Health Effects of Passive Smoking: Lung Cancer and Other Disorders, 1992.
7 Handbook on Indoor Radon: A Public Health Perspective. WHO, 2009.
8 Hopke PK, Jensen B, Li CS, et al. Assessment of the exposure to and dose from radon decay products in normally occupied homes. 1995.
DIPOSTING DI Pencegahan Kanker
Label lung cancer, riwayat kanker
Baca Selengkapnya Tentang Kanker Paru-Paru
DITERBITKAN 01 NOVEMBER 2023