WHO Meluncurkan Kerangka Kerja Kanker Payudara


Kanker payudara bukan hanya kanker yang paling umum terjadi pada wanita, namun juga merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi1. Untuk memerangi penyakit ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini merilis Kerangka Inisiatif Kanker Payudara Global (GBCI)2 yang bertujuan untuk menyelamatkan jutaan nyawa pada tahun 2040. HealthNews edisi kali ini, kami akan menyelidiki apa arti kerangka kerja baru ini bagi kesehatan pasien.

overview of who global breast cancer initative framework

Kerangka kerja GBCI 2023 yang baru, yang diluncurkan tepat sebelum Hari Kanker Sedunia, bertujuan untuk membantu setiap negara untuk memperkuat sistem kesehatan mereka sehingga mereka mampu menekan penyakit kanker payudara yang semakin tinggi. Kerangka tersebut terdiri dari 3 pilar utama3:

  1. Promosi kesehatan deteksi dini
  2. Diagnosis payudara tepat waktu
  3. Penanganan kanker payudara yang komprehensif

Dengan berpegang pada pilar-pilar ini, WHO berharap setiap negara tidak hanya mampu mendukung promosi kesehatan, namun juga memberdayakan perempuan untuk menemukan dan menerima layanan kesehatan.

Promosi kesehatan deteksi dini

Pilar pertama bertujuan agar lebih dari 60% kanker payudara dapat didiagnosis dan diobati sebagai penyakit tahap awal. Hal ini terjadi karena setiap negara yang mencapai target ini telah menunjukkan penurunan angka kematian akibat kanker payudara secara berkelanjutan sebesar 2% per tahun atau lebih setidaknya selama tiga tahun berturut-turut. Deteksi dini merupakan kunci utamanya.

Umumnya sebagian besar kanker payudara pertama kali terdeteksi oleh pasien dan didiagnosis berdasarkan gejala klinis. Oleh karena itu, setiap negara harus memberikan pengarahan kepada publik untuk meningkatkan kesadaran kesehatan payudara secara keseluruhan dan menganalisa setiap keluhan gejala payudara, terlepas dari apakah pasien mampu membiayai dan mengikuti program pemeriksaan kanker payudara.

Kita dapat mengarahkan diri sendiri sebagai individu demi mencapai kesadaran kesehatan payudara yang sehat, dan paham berbagai faktor risiko kanker payudara, gejala, dan pilihan skrining.

Diagnosis payudara tepat waktu

Pilar kedua bertujuan agar kanker payudara dapat didiagnosis dalam waktu 60 hari sejak pertama kali muncul di sistem layanan kesehatan. Hal ini karena diagnosis dan penentuan stadium kanker yang tepat waktu dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup pasien kanker payudara. Pilar kedua juga merekomendasikan pengobatan untuk dimulai dalam waktu 3 bulan sejak gejala pertama muncul.

Setelah kelainan payudara terdeteksi, pencitraan diagnostik akan diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat massa (atau kelainan). Lalu, dokter mungkin akan meminta biopsi kanker payudara untuk evaluasi lebih lanjut. Jika tidak, pasien akan dipulangkan dan diminta kembali untuk tindak lanjut jangka pendek atau pengawasan tahunan.

Sementara itu, pasien dapat mengeksplorasi pelayanan yang tersedia untuk mengetahui lebih lanjut tentang riwayat diagnosis dan mempersiapkan diri dengan baik. Penting sekali untuk mengklarifikasi segala keraguan yang mungkin Anda miliki selama proses diagnosis kepada penyedia layanan kesehatan Anda.

Penanganan kanker payudara yang komprehensif

Pilar ketiga bertujuan agar lebih dari 80% pasien menerima pengobatan yang direkomendasikan sampai selesai. Hal ini karena efektivitas optimal pada terapi kanker payudara bergantung dari pengobatan yang dimulai dalam waktu 3 bulan setelah diagnosis dan berkelanjutan tanpa henti. Pengobatan ini dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien, termasuk kelangsungan hidup dan peningkatan kualitas hidup.

Rencana pengobatan kanker payudara bagi pasien secara optimal harus diprioritaskan. Kerangka kerja GBCI berfokus pada pendekatan multidisiplin, termasuk pembedahan, radioterapi, dan perawatan sistemik yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap pasien. Selain pengobatan, layanan dukungan lainnya juga diperlukan untuk kepatuhan pasien, pemberian perawatan yang efektif selama pengobatan, dan pemulihan setelah terapi. Layanan pendukung meliputi manajemen nyeri, fisioterapi, pengobatan, layanan psiko-onkologi, dan manajemen limfedema.

Setelah pengobatan, penderita kanker payudara mungkin akan mengalami komplikasi pengobatan jangka panjang dan kemungkinan kambuhnya kanker. Oleh karena itu, kerangka kerja ini merekomendasikan pemberian layanan pemantauan dan dukungan karena akan sangat bermanfaat bagi penderita kanker payudara.

Menghapus kesenjangan perawatan

Sebagai kanker yang paling banyak didiagnosis secara global, kanker payudara tidak boleh diabaikan begitu saja. Kerangka kerja GBCI WHO akan sangat penting dalam memberikan pedoman berbasis bukti kepada setiap negara untuk memperkuat sistem kesehatan mereka dan memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien.

Dengan menerapkan kerangka GBCI, setiap negara akan dapat menangani kanker payudara lebih baik dengan mendorong deteksi dini dan diagnosis tepat waktu serta penerapan pengobatan multimodalitas yang efektif. Hal ini membuat pasien paham dengan pengetahuan, dukungan, dan potensi tetang kanker payudara demi mendapatkan hasil yang lebih baik.

1 World Cancer Research Fund International, 2020.
2 Global breast cancer initiative implementation framework. WHO, 2023.
3 WHO launches new roadmap on breast cancer. WHO, 2023.
4 National health system characteristics, breast cancer stage at diagnosis, and breast cancer mortality: a population-based analysis. 2021.
5 Breast cancer screening: IARC Working Group on the Evaluation of Cancer-Preventive Intervention. 2016.
6 Breast cancer survival and survival gap apportionment in sub-Saharan Africa. 2020.
DIPOSTING DI Perawatan Kanker
Label kanker payudara
Baca Selengkapnya Tentang Kanker Payudara
DITERBITKAN 01 Oktober 2023