Berita & Artikel

Memahami Duka dan Proses Pemulihannya

Duka hadir dalam berbagai bentuk dalam proses sakit dan penyembuhan — mulai dari kehilangan kesehatan atau identitas hingga kepergian orang tercinta — dan sering kali menyertai pasien serta keluarga sepanjang perjalanan menghadapi kanker.
Apa Itu Duka?
Duka dan kehilangan adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. Duka merupakan respons emosional alami saat kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga, dan juga merupakan bagian penting dari proses penyembuhan. Bagi pasien kanker dan keluarganya, duka bisa menjadi pengalaman mendalam dan berlangsung lama, karena kehilangan dapat terjadi dalam berbagai bentuk sepanjang perjalanan menghadapi kanker.
Bukan Sekadar Tentang Kematian
Kita sering mengaitkan duka dengan kehilangan orang tercinta, namun sesungguhnya duka bisa muncul karena berbagai alasan. Bagi pasien kanker, ini bisa mencakup kehilangan kesehatan, kendali, rasa aman, serta rutinitas normal. Para penyintas pun mungkin mengalami dampak jangka panjang dari pengobatan — seperti kehilangan anggota tubuh, neuropati, gangguan pendengaran, atau penurunan daya ingat — yang mengubah kehidupan sehari-hari. Meskipun telah melewati masa kritis, kehilangan-kehilangan ini tetap nyata. Proses adaptasi terhadapnya membutuhkan kekuatan, dan seiring waktu, penyesuaian ini dapat membentuk ketangguhan.
Bayang-Bayang Kehilangan
Kesedihan tidak selalu datang setelah kehilangan; sering kali ia muncul jauh sebelumnya. Inilah yang disebut duka antisipatif — perasaan duka yang hadir ketika seseorang mulai membayangkan kehilangan yang akan datang. Perasaan ini kerap muncul saat menghadapi kenyataan bahwa hal-hal berharga perlahan akan hilang: momen-momen penting yang tak bisa disaksikan, atau kemampuan fisik yang perlahan memudar. Beberapa pasien mengungkapkan pergumulan mereka dengan penuh ketulusan:
“Ketika sahabat saya bercerita tentang pernikahan putrinya, hati saya tercekat — aku takut tak bisa mendampingi putriku di hari istimewanya.”
“Setiap langkah kini menyakitkan. Aku tahu ke mana ini menuju — seperti ayahku dulu, aku akan berakhir di kursi roda.”
“Saat membayangkan ulang tahun Ayah yang berikutnya, rasa pilu menyelimuti dada, seperti bayang-bayang senja yang perlahan turun.”
Meskipun melelahkan secara emosional, duka antisipatif memberi ruang untuk bersiap: merenungi makna hidup, menerima perubahan yang tak terhindarkan, mengucapkan selamat tinggal dengan hati penuh kasih, dan — yang terpenting — menumbuhkan ketangguhan untuk menghadapi kehilangan dengan kekuatan dan kelapangan hati.
Emosi Setelah Kehilangan Orang Tercinta
Bahkan ketika sudah diperkirakan, kematian orang yang kita cintai tetap bisa terasa mengejutkan — terlebih jika terjadi secara tiba-tiba atau terlalu cepat. Proses berduka sering kali disertai campuran berbagai emosi: kesedihan yang mendalam, kerinduan akan kehadiran yang hilang, kemarahan atas kehilangan itu — baik kepada keadaan maupun diri sendiri, serta rasa bersalah karena merasa tidak mampu mencegah sesuatu yang tak terelakkan. Sebagian orang juga mungkin merasakan kelegaan karena orang tercintanya tak lagi menderita, atau merasa bersyukur karena beban merawat telah usai. Semua emosi ini, meskipun tampak saling bertentangan, adalah hal yang wajar dan merupakan bagian umum dari proses berduka.
Memahami Proses Berduka
Proses berduka umumnya mencakup lima tahap: penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan. Namun, proses ini tidak berlangsung secara linier. Seseorang bisa saja berpindah-pindah antar tahap, atau mengalami beberapa tahap secara berulang, tergantung pada bagaimana ia menyesuaikan diri terhadap kehilangan yang dialami.
Beradaptasi dengan Kehilangan Orang Tercinta
Kedalaman duka mencerminkan kedalaman cinta kita. Kehilangan orang tercinta menciptakan kekosongan yang menyakitkan, dan belajar hidup dengan ketidakhadiran mereka bisa menjadi perjalanan panjang dan berat. Duka adalah sesuatu yang sangat pribadi — tidak ada cara benar atau salah untuk merasakannya, dan tidak ada tenggat waktu untuk penyembuhan. Setiap orang menjalani prosesnya masing-masing. Penyembuhan tidak dimulai dengan melupakan, tetapi dengan mengakui rasa sakit, dan secara perlahan belajar membawa kehilangan itu sambil terus menjalani hidup dengan kasih dan kekuatan.
Ketika Duka Tak Juga Mereda
Sebagian orang kesulitan menyesuaikan diri dengan kehilangan dan mengalami depresi. Duka yang rumit atau berkepanjangan adalah kondisi di mana duka tidak membaik — atau justru memburuk — seiring waktu. Jika Anda mengalami hal ini, penting untukmencari bantuan. Berbicaralah dengan dokter atau profesional kesehatan mental.
Menapaki Hidup Setelah Perpisahan
Pengalaman pribadi saya dalam berduka adalah proses beradaptasi dengan kehilangan — menyesuaikan diri dengan “normal baru” tanpa kehadiran fisik orang yang kita cintai. Ini tentang menjaga ikatan yang tetap hidup, menemukan kembali koneksi abadi dengan mereka melalui kenangan dan jiwa. Kita membawa cinta mereka, nilai-nilai, dan warisan yang mereka tinggalkan ke dalam kehidupan kita sehari-hari — membiarkan pengaruh mereka terus mengalir dalam cara kita hidup, mencintai, dan merawat orang-orang di sekitar kita.
Kita membawa cinta mereka, nilai-nilai, dan anugerah yang mereka tinggalkan ke dalam kehidupan kita sehari-hari — membiarkan pengaruh mereka terus mengalir dalam cara kita hidup, mencintai, dan merawat orang-orang di sekitar kita.
DIPOSTING DI | Caregiving, Kesehatan Psikologis, Perawatan Paliatif |
DITERBITKAN | 01 Juli 2025 |