Kemajuan Teknologi dalam Mengobati Kanker Usus Besar


Pertempuran teknologi tinggi

Kemajuan teknologi berarti bahwa para dokter kini dapat mendeteksi dan mengobati kanker usus besar dengan jauh lebih efektif. Dr Mark Wong, Dokter Spesialis Bedah Umum dan Kolorektal di Colorectal Clinic Associates, menjelaskan mengenai kemajuan yang penting. Kanker kolorektal (atau usus besar dan rektum) adalah salah satu kanker yang paling umum dijumpai di dunia. Di Singapura, ini merupakan kanker no. 1 pada pria dan no. 2 pada wanita. Meski demikian, ini adalah salah satu bentuk kanker yang paling dapat dideteksi, dicegah, dan disembuhkan. Di masa kini, para dokter memiliki sejumlah peralatan dan metode berteknologi tinggi untuk mendeteksi dan mengobati kanker usus besar, yang meliputi kolonoskopi, operasi laparoskopi, dan operasi yang dibantu oleh robot.

Kolonoskopi

Prosedur yang aman dan sederhana untuk memeriksa permukaan bagian dari usus besar dan rektum ini memanfaatkan instrumen khusus yang disebut kolonoskop. Ini adalah instrumen fleksibel yang dilengkapi dengan optik definisi tinggi yang canggih, termasuk sistem cahaya dan kamera. Instrumen ini tidak hanya dapat mengambil gambar usus besar dan rektum, namun juga memungkinkan dokter untuk melakukan pekerjaan khusus, seperti misalnya mengangkat polip untuk biopsi. Kolonoskopi adalah perangkat skrining yang efektif untuk kanker kolorektal, karena dapat memeriksa apakah ada yang tidak normal di dalam usus besar dan rektum. Sebagai prosedur yang aman dan nyaman, kolonoskopi dapat dilakukan dalam satu hari dan tidak membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Pada malam sebelum kolonoskopi atau bahkan pada pagi di hari kolonoskopi, pasien harus minum sebuah cairan untuk membersihkan tinja dari dalam ususnya. Kemudian prosedur dilakukan dengan pasien dalam keadaan disedasi dan tidur dengan nyaman. Tidak perlu dilakukan bius umum, dan seluruh prosedur berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Pasien dapat dipulangkan segera setelah ia sadar, dan juga memperoleh hasilnya. Risiko kolonoskopi bersifat minimal; termasuk pendarahan atau perforasi usus, namun risiko terjadinya hal ini hanyalah satu dari 1.000. Dan angka ini lebih rendah bila dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Skrining kanker kolorektal direkomendasikan pada usia 50 tahun atau 10 tahun sebelum usia termuda anggota keluarga yang terkena kanker kolorektal, mana yang lebih dulu. Skrining juga dilakukan pada para pasien yang menderita nyeri perut, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, perubahan buang air besar, dan pendarahan rektum. Bila tidak ditemukan apa-apa, maka skrining dapat dilakukan setiap 10 tahun sekali.

Operasi laparoskopi

Pengobatan yang paling umum dan efektif untuk kanker kolorektal adalah operasi, yang membuang bagian usus besar yang diserang oleh pertumbuhan kanker. Bila kanker ditemukan pada stadium dini, maka operasi dapat memberikan hasil yang sangat baik. Operasi laparoskopi cepat menjadi metode terpilih untuk operasi; bahkan, operasi laparoskopi kini dikenal sebagai “standar emas” untuk operasi kanker kolorektal di negara-negara maju, seperti Singapura. Teknik lubang kunci ini menggunakan teknologi maju (termasuk optik 3D dan definisi tinggi) untuk melakukan operasi melalui irisan kecil pada perut. Dibandingkan dengan operasi terbuka, irisan yang lebih kecil pada operasi laparoskopi berarti lukanya lebih kecil dan nyeri yang dialami pasien pun lebih sedikit. Organ-organ bagian dalam juga lebih sedikit terpapar dengan lingkungan kamar operasi yang dingin, sehingga mengurangi risiko terjadinya infeksi, dan memungkinkan pasien untuk lebih cepat diperbolehkan makan setelah operasi. Pada akhirnya, semua ini berarti rawat inap yang lebih singkat di rumah sakit dan dapat lebih cepat kembali melakukan kegiatan normal. Sama seperti operasi besar lainnya, terdapat risiko seperti misalnya pendarahan dan infeksi. Ada pula risiko yang rendah untuk terjadinya kebocoran pada bagian usus yang terhubung, yang dapat membutuhkan perubahan menjadi operasi terbuka konvensional.

Operasi yang dibantu robot

Operasi yang dibantu robot atau operasi robotik adalah kemajuan terbaru dalam operasi lubang kunci. Operasi ini menggunakan panel robotik sebagai tempat dimana dokter spesialis bedah mengendalikan mesin robotik yang melakukan operasi melalui irisan-irisan kecil pada perut. Operasi robotik merupakan metode operasi lubang kunci yang bahkan lebih tepat daripada operasi laparoskopi, karena robot memiliki derajat gerakan yang lebih luas dalam menggunakan instrument, serupa dengan pergelangan tangan manusia. Metode ini juga lebih stabil karena robot tidak merasa lelah. Keunggulan lainnya, yang meliputi penglihatan stereoskopis 3D dan pembesaran yang lebih baik, memungkinkan dilakukannya operasi yang lebih tepat dan juga menjahit dengan lebih baik. Keunggulan-keunggulan tersebut membuatnya sangat berguna dan lebih tepat ketika melakukan operasi pada area terbatas, seperti panggul, dimana organ-organ seperti rektum terletak. Penelitian telah menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal fungsi seksual dan kontinensi setelah operasi robotik bila dibandingkan dengan operasi laparoskopi. Operasi robotik seringkali direkomendasikan untuk kanker yang melibatkan ujung bawah dari usus besar, rektum, dan anus. Operasi ini memiliki risiko yang sama dengan operasi laparoskopi konvensional.

KANKER USUS BESAR

APAKAH ITU: Kanker yang terjadi pada usus besar (kolon) atau rektum BAGAIMANAKAH TERJADINYA: Dari polip (benjolan bukan kanker) yang seiring dengan berjalannya waktu berkembang dan berubah menjadi tumor ganas atau kanker DI SELURUH DUNIA 1,8 juta Kasus baru kanker usus besar pada tahun 2018 DI SINGAPURA No.1 kanker yang umum dijumpai pada pria No.2 penyebab kematian akibat kanker pada pria No.2 kanker yang umum dijumpai pada wanita No.3 penyebab kematian akibat kanker pada wanita

MENDETEKSI KANKER USUS BESAR

SKRINING:
  • Mulai pada usia 50 tahun, atau 10 tahun sebelum usia termuda dari anggota keluarga yang terkena kanker kolorektal, mana yang lebih dulu
  • Tiap 10 tahun sekali
  PERHATIKAN:
  • Perubahan buang air besar (diare atau sembelit atau pola yang saling bergantian)
  • Merasa usus tidak kosong sepenuhnya
  • Terdapat darah dalam tinja
  • Tinja lebih pipih daripada biasanya
  • Terus-menerus merasa kenyang atau kembung
  • Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas
  • Terus-menerus merasa lelah
  • Mual atau muntah
Kok Bee Eng
DIPOSTING DI Pencegahan Kanker, Perawatan Kanker
Label bedah (invasif minimal) laparoskopi untuk kanker, bedah robotik, cara baru untuk mengobati kanker, kanker kolorektal, kolonoskopi, terobosan terbaru dalam pengobatan kanker
Baca Selengkapnya Tentang Kanker Kolorektal
DITERBITKAN 15 Maret 2019