Menemukan Kekuatan Bersama di Survivors Connect 2025


Bagi pasien kanker, para penyintas, dan para pendamping mereka, setiap kemenangan kecil memiliki makna besar. Pada sebuah hari Sabtu di bulan Agustus, Parkway Cancer Centre mengadakan sebuah pertemuan bertajuk Survivors Connect 2025 di Oasia Hotel Novena, di mana kemenangan-kemenangan ini dirayakan bersama.

Rangkaian acara hari itu disusun dengan penuh perhatian untuk memberikan informasi sekaligus memberdayakan, memadukan kisah inspiratif para penyintas dengan wawasan kesehatan serta berbagai aktivitas yang menyehatkan tubuh dan menguatkan jiwa.

Pesan tentang Kekuatan dan Kebersamaan

Acara dimulai dengan sambutan dari Dr Tanujaa Rajasekaran, Konsultan Senior Onkologi Medis, yang menekankan pentingnya harapan dan dukungan, serta bahwa kanker tidak harus dihadapi sendirian.

“Memiliki kanker bisa terasa sangat mengisolasi,” ujarnya. “Namun dukungan ada di mana-mana, baik dari tim medis, kelompok pendukung, keluarga, maupun teman. Beban yang dibagi akan terasa lebih ringan.”

Dengan bersandar pada tim perawatan medis dan komunitas, perjalanan menghadapi kanker menjadi jauh lebih mudah. “Percayalah pada tim medis Anda, ikuti rencana pengobatan, makan makanan bergizi, dan rayakan kemenangan kecil di sepanjang perjalanan,” pesannya.

Untuk mempertegas pesannya, Dr Tanujaa membagikan kisah inspiratif para pasiennya, termasuk Adrian, yang mengalami kanker paru stadium empat metastatik pada usia 42 tahun. Meski peluang tampak berat, Adrian memilih fokus pada kebugaran, bepergian, dan menikmati hidup. Penyintas lainnya, Julian, yang didiagnosis kanker di usia 20-an, bahkan melamar tunangannya saat konser Taylor Swift. “Hidup tidak berhenti karena kanker,” ujarnya kepada para peserta, “dan cinta pun tidak.”

Kisah Kemenangan

Setelah sesi Dr Tanujaa, giliran Marcella Pesce memberikan kesaksian. Ia didiagnosis kanker payudara pada tahun 2023. Didampingi suaminya, Simone, Marcella berbicara jujur tentang keterkejutannya saat menerima diagnosis, bulan-bulan melelahkan menjalani kemoterapi dan radioterapi, serta tekanan emosional ketika harus mengurung diri di kamarnya sendiri.

“Ada saat-saat ketika saya merasa kehilangan segalanya,” ceritanya. “Tetapi saya harus mencari strategi lain dari dalam diri. Alih-alih bertanya ‘Kenapa saya?’, saya belajar melepaskan, menjalani hari demi hari, dan berterima kasih kepada tubuh saya karena masih membuat saya bertahan hidup.”

Simone, yang setia mendampinginya dalam setiap sesi perawatan, menambahkan: “Bagian tersulit adalah menyadari bahwa saya bukan Superman. Bagaimana saya melanjutkan pekerjaan? Bagaimana kami memberi tahu anak-anak? Saya harus meminta bantuan -dari tim medis, guru-guru anak kami, teman-teman. Begitu saya melakukannya, semuanya berubah. Kami menjadi lebih kuat sebagai pasangan.”

Pesan mereka kepada para pasien lain sederhana namun sangat kuat: “Melawan kanker adalah sebuah maraton, bukan lari cepat. Akan ada naik dan turun. Jika Anda bersiap menjalani maraton, Anda harus menjaga diri Anda.”

Merawat Tubuh dan Pikiran

Setelah sesi berbagi di pagi hari, para peserta diajak untuk bersantai melalui sesi chair yoga dan meditasi yang lembut.

Fasilitator, yang juga merupakan terapis singing bowl bersertifikat, membimbing peserta melakukan latihan pernapasan dan teknik relaksasi yang diiringi sound bath, mengajak mereka melepaskan ketegangan serta “mengirim pergi kekhawatiran dan kecemasan,” sekaligus mengingatkan bahwa proses penyembuhan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional dan spiritual.

Meninjau Ulang Pilihan Makanan

Topik berikutnya adalah nutrisi, dipandu oleh Gerard Wong, Kepala Ahli Gizi di Parkway Cancer Centre, yang menyampaikan presentasi menarik tentang ultra-processed foods atau makanan ultra-proses. Dengan contoh-contoh nyata, Gerard menjelaskan cara membedakan makanan olahan biasa dengan makanan yang telah mengalami modifikasi berat, serta mengapa keseimbangan lebih penting daripada kesempurnaan.

“Misalnya, jika Anda masuk ke restoran cepat saji, bagaimana Anda mengenali burger mana yang paling sedikit diproses?” tanyanya kepada peserta.

Menariknya, di beberapa restoran cepat saji, burger daging sapi biasanya lebih sedikit diproses dibandingkan burger ayam. Tips berguna lainnya adalah selalu membaca daftar bahan pada makanan kemasan. “Jika ada angka dan simbol dalam daftar bahan, sebaiknya dihindari.”

Pertanyaan dari peserta bermacam-macam, mulai dari apakah air mineral termasuk makanan ultra-proses hingga apakah produk kedelai aman untuk penyintas kanker payudara. Gerard menegaskan bahwa pola makan yang baik sangatlah individual. Misalnya, pasien dengan kanker yang bersifat hormone-receptor positive cenderung menghindari makanan tinggi fitoestrogen seperti kedelai.

“Selama pengobatan, makanlah apa pun yang Anda mampu,” sarannya. “Setelah pengobatan, yang penting adalah menemukan keseimbangan. Jika Anda sudah makan sehat sebagian besar waktu, sesekali menikmati camilan tidak masalah.”

Seni sebagai Terapi

Pada sesi siang hari, para peserta diajak mengekspresikan kreativitas melalui kegiatan seni Zentangle. Dengan goresan-goresan pena sederhana, mereka menciptakan pola-pola rumit yang kemudian digabungkan menjadi sebuah kolase bersama. Fasilitator menjelaskan bahwa latihan ini bukan soal kemampuan seni, melainkan tentang memperlambat diri, melepaskan penilaian, dan menikmati proses menggambar yang bersifat meditatif.

“Ini adalah ajakan untuk bersikap lembut pada diri sendiri,” ujar fasilitator kepada peserta. “Biarkan sisi kanak-kanak dalam diri Anda bermain dan menggambar, sementara suara kritis dalam diri beristirahat sejenak.”

Menemukan Cahaya di Tengah Perjalanan

Menjelang akhir acara, banyak peserta merenungkan kekuatan yang mereka dapatkan satu sama lain. Seorang penyintas berbagi, “Mendengar kisah orang-orang yang tetap berpikir positif dan melanjutkan hidup mereka itu sangat berharga.” Peserta lain berkomentar, “Sesi Zentangle bukan hanya menyenangkan. Itu mengingatkan saya untuk memperlambat langkah, fokus pada hal-hal penting, lebih sabar, dan bernapas.”

Di atas segalanya, acara ini menegaskan satu kebenaran bersama: kanker mungkin mengubah arah hidup, tetapi tidak menghilangkan kemungkinan untuk merasakan kebahagiaan, cinta, dan makna.

Seperti yang diingatkan Dr Tanujaa kepada seluruh peserta: “Harapan itu sangat penting. Matahari akan selalu terbit. Dan kita merayakan setiap kemenangan kecil bersama-sama.”

DIPOSTING DI Dekat dan Pribadi, Kesehatan Psikologis, Nutrisi, Rehabilitasi
BACA SELENGKAPNYA TENTANG Kanker Paru-Paru, Kanker Payudara
DITERBITKAN 01 November 2025