Berita & Artikel
Mengalahkan Kanker dengan Kecepatan, Ketepatan, dan Kepedulian

Ketika bercak putih di mulutnya menandakan adanya masalah, Mr Trilochan Sharma memilih penanganan yang cepat dan personal di Singapura menuntaskan perjalanannya dari diagnosis hingga remisi hanya dalam satu tahun.
Saat pertama kali melihat bercak putih di mulutnya pada tahun 2022, Mr Sharma tidak terlalu memikirkannya. Namun ketika bercak tersebut menyebar dengan cepat, kekhawatiran pun muncul. Sosok yang pendiam, ia hanya menceritakan hal ini kepada beberapa anggota keluarga terdekat. Salah satu sepupunya memberikan saran yang tidak terduga: “Langsung saja ke Singapura untuk berobat.”
“Di India, kejadian kanker mulut sangat tinggi karena penggunaan tembakau,” ujar Mr Sharma. “Saya sudah menduga apa penyebabnya. Saya pernah melihat orang-orang di sekitar saya yang mengalami kanker itu, kambuh setelah pengobatan, dan pada akhirnya tidak bertahan.”
Baginya, waktu adalah hal yang paling berharga. “Kanker tidak memberi kesempatan kedua,” katanya. “Kami kehilangan orang-orang terdekat karena perjalanan pengobatan mereka tidak optimal. Mereka berpindah dari satu dokter ke dokter lain, berharap prognosis yang lebih baik, tetapi justru kehilangan waktu yang sangat berharga dalam proses itu. Saya memutuskan untuk tidak mencoba-coba. Saya akan mempercayakan pengobatan pada satu dokter yang direkomendasikan oleh orang yang saya percaya.”
Memilih Kepastian daripada Keraguan
Dalam pengalamannya, pengambilan keputusan pengobatan di India kadang memerlukan waktu lebih lama -bukan karena kurangnya keahlian, tetapi karena keluarga sering berkonsultasi secara luas dengan kerabat dan teman. “Semakin banyak saran yang Anda terima, semakin sulit membuat keputusan, karena setiap orang punya cerita dan rekomendasi yang berbeda,” jelasnya.
Ukuran India yang sangat luas dan jumlah penduduknya yang besar juga membuat rumah sakit menghadapi beban pasien yang tinggi. Dengan banyaknya penyedia layanan kesehatan dengan standar yang beragam, pasien sering harus menavigasi beragam pendekatan perawatan, dan banyak pusat medis yang memprioritaskan operasi sebagai pilihan pertama.
Namun setiap kasus kanker bersifat unik. Mr Sharma memahami perlunya pendekatan yang dipersonalisasi. Rekomendasi sepupunya membawanya ke sebuah pusat kanker di Singapura, tempat rencana perawatan disesuaikan dengan kondisi setiap pasien. Untuk kanker mulut, misalnya, dokter dapat merekomendasikan kemoterapi neoadjuvan -pengobatan sebelum operasi- untuk mengecilkan tumor dan meningkatkan hasil jangka panjang.
Tindakan Cepat, Perawatan Penuh Kepedulian
CanHOPE memainkan peran penting dalam mendampingi pasien internasional sepanjang perjalanan pengobatan mereka. Di India, CanHOPE New Delhi menyediakan layanan konseling untuk membantu pasien mengelola kecemasan sebelum menjalani terapi, serta dukungan logistik agar perjalanan berobat ke luar negeri berjalan seefisien mungkin.
Dengan dukungan CanHOPE New Delhi, perbedaannya langsung terasa begitu Mr Sharma tiba di Singapura. Mulai dari pemeriksaan awal, penegakan diagnosis, hingga dimulainya terapi semuanya terselesaikan dalam waktu kurang dari 48 jam.
“Kecepatannya benar-benar luar biasa,” kenang Mr Sharma. “Sejak konsultasi pertama, saya langsung merasa yakin pada tim medis saya. Para staf sangat peduli dan profesional, dan saya merasa berada di tangan yang tepat.”
Meski biaya pengobatan di Singapura jauh lebih tinggi dibandingkan India, Mr Sharma dan istrinya sepakat bahwa ketenangan batin jauh lebih berharga. “Satu hal yang bisa dilakukan warga India adalah memiliki polis asuransi yang mencakup perawatan medis luar negeri,” ujar Mrs Sharma. “Hal itu sangat membantu biaya dan memberi kesempatan untuk mendapatkan perawatan yang menurut Anda paling tepat.”
Kekuatan yang Tegar
Bertekad untuk tidak membebani keluarganya dengan kekhawatiran, Mr Sharma awalnya pergi ke Singapura untuk berobat seorang diri. “Saya hanya bilang kepada istri dan anak-anak bahwa saya perlu melakukan perjalanan,” katanya.
Bagi Mr Sharma, semuanya adalah soal penerimaan. “Saya percaya pada takdir. Apa pun yang akan terjadi, terjadilah,” ujarnya. “Tapi saya akan mengikuti nasihat dokter untuk memberi diri saya peluang terbaik.”
Dua bulan pertama terapi merupakan masa yang paling berat. Radioterapi menyebabkan luka yang sangat menyakitkan di mulutnya, hingga ia harus mendapatkan nutrisi melalui selang makan. Meski penuh ketidaknyamanan, ia tetap tegar dan tidak mengeluh.
“Suami saya adalah orang yang sangat tenang,” ujar Mrs Sharma. “Tidak seperti banyak orang, ia tidak panik. Kami baru mengetahui kondisinya ketika saya melihat rambutnya rontok saat video call. Setelah itu, saya bilang kepadanya bahwa saya akan menemaninya pada setiap sesi pengobatan.”
Dalam waktu kurang dari satu tahun sejak memulai terapi, Mr Sharma dinyatakan bebas kanker. Saat ini, ia melanjutkan imunoterapi untuk semakin mengurangi risiko kekambuhan. Rutinitas hariannya mencakup dua jam berolahraga di gym bukti dari komitmennya terhadap pemulihan dan kesehatan.
“Kami telah melihat orang-orang yang meninggal hanya beberapa bulan setelah didiagnosis,” ujar Mrs Sharma. “Menurut saya, memiliki pola pikir positif itu sangat penting. Dia menjalani hidup hari demi hari, tanpa terus-menerus memikirkan penyakitnya. Itu membuat perbedaan besar.”
Pelajaran bagi Orang Lain
Melihat kembali perjalanannya, Mr Sharma meyakini bahwa tindakan cepat dan tegas adalah hal yang sangat penting. “Jangan menunda di negara sendiri,” ujarnya. “Datanglah ke Singapura lebih awal untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan tepat waktu. Operasi tidak selalu menjadi langkah pertama, dan bahkan setelah operasi, kanker bisa kambuh. Yang terpenting adalah perawatan yang cepat dan tepat.”
Pengalamannya menegaskan pentingnya memilih penyedia layanan kesehatan yang benar-benar dapat dipercaya. Bagi Mr Sharma, pilihan itu menjadi penentu segalanya.
“Kanker tidak menunggu Anda mengambil keputusan,” katanya. “Semakin cepat Anda bertindak, semakin besar peluang Anda. Saya bersyukur telah membuat keputusan itu pada waktu yang tepat.”
| DIPOSTING DI | Dekat dan Pribadi |
| BACA SELENGKAPNYA TENTANG | Kanker Kepala dan Leher |
| DITERBITKAN | 01 November 2025 |
