3 Fakta & Mitos Kanker Usus Besar (Kolorektal, Usus)

Disumbangkan oleh: Dr Zee Ying Kiat

Fakta-fakta mengenai kanker usus besar

Dr Zee Ying Kiat dari Parkway Cancer Centre mematahkan beberapa mitos mengenai kanker yang paling umum dijumpai di Singapura. Kanker kolorektal, juga dikenal sebagai kanker usus besar atau usus, adalah kanker yang paling umum dijumpai di Singapura. Sekitar 1.200-an kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya. Kanker kolorektal berada di peringkat teratas sebagai kanker yang terdiagnosis pada pria dan berada di peringkat kedua sebagai kanker yang paling umum terdiagnosis pada wanita. Bila terdeteksi dini, kanker usus besar juga merupakan salah satu bentuk kanker yang paling dapat diobati dan dicegah. Mitos: Bila saya tidak mengalami gejala, berarti saya tidak menderita kanker usus besar Fakta: Anda dapat didiagnosis menderita kanker usus besar meskipun Anda tidak menunjukkan gejala apapun Dalam stadium awal perkembangannya, kanker kolorektal dapat tidak menyebabkan gejala apapun. Memang benar, lebih dari setengah jumlah orang yang terdiagnosis menderita kanker ini setiap tahunnya tidak mengalami gejala. Seiring dengan semakin bertumbuhnya atau menyebarnya kanker dalam kolorektum, gejala lebih mungkin terjadi. Ini bervariasi berdasarkan ukuran dan lokasi kanker. Gejala yang umum meliputi darah dalam tinja, perubahan buang air besar, nyeri yang tak kunjung hilang pada perut, kembung atau kram, merasa bahwa usus tidak sepenuhnya kosong, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.   Mitos: Kanker kolorektal tidak dapat disembuhkan Fakta: Kanker kolorektal dapat dicegah Anda dapat mencegah kanker kolorektal dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup. Makanlah lebih banyak buah dan sayuran serta lebih sedikit lemak jenuh dan daging olahan, pastikan bahwa Anda berolahraga secara teratur, dan jagalah berat badan yang sehat. Kanker kolorektal juga dapat dicegah melalui skrining yang sesuai. Penting untuk melakukan skrining kanker kolorektal secara teratur. Skrining tidak hanya dapat mendeteksi kanker kolorektal pada stadium dini, memungkinkan pengobatan yang lebih efektif, namun juga membantu untuk mencegah terjadinya kanker. Ini dapat dilakukan dengan menemukan dan membuang pertumbuhan yang tidak normal (polip) dalam usus besar atau rektum sebelum mereka berubah menjadi kanker. Bila Anda berusia 50 tahun atau lebih, lakukanlah skrining secara teratur –  dengan Uji Imunokimia Feses/Faecal Immunochemical Test (FIT) untuk mendeteksi darah yang tersembunyi dalam tinja setahun sekali, dan kolonoskopi tiap 10 tahun sekali. Namun, bila Anda memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal, Anda harus mulai melakukan skrining pada usia yang lebih dini dan menjalani kolonoskopi setiap satu hingga tiga tahun.   Mitos: Bila saya memiliki polip dalam usus besar saya, berarti saya menderita kanker kolorektal Fakta: Polip adalah pertumbuhan yang jinak dan tidak berarti bahwa Anda menderita kanker Polip, atau adenoma, adalah pertumbuhan yang jinak. Namun, mereka dapat berubah menjadi kanker dalam jangka waktu tertentu, dan oleh sebab itu harus dibuang bila terdeteksi dini. Dengan demikian, kanker kolorektal dapat dicegah melalui skrining secara teratur. Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari polip adenomatosa, yaitu pertumbuhan yang terlihat seperti kelenjar yang berkembang pada selaput lendir yang melapisi usus besar. Karena mereka biasanya tidak memiliki gejala, polip ditemukan hanya melalui skrining. Satu dari empat pria akan menderita polip ketika ia menginjak usia 50 tahun, dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Biasanya polip membutuhkan waktu lima hingga 10 tahun untuk menjadi ganas. Ini memberikan masa waktu yang cukup panjang untuk mendeteksi kanker kolorektal ketika masih dalam fase belum ganas, sebelum polip berubah menjadi kanker.  

Pemeriksaan Skrining Yang Umum Dilakukan 

Faecal Immunochemical Test (FIT)

Sebagai pemeriksaan skrining pendahuluan kanker kolorektal yang cepat dan nyaman, Faecal Immunochemical Test (FIT) mendeteksi darah dalam jumlah yang sangat kecil pada tinja. Bila dijumpai darah, maka pemeriksaan lain harus dilakukan untuk menemukan dari mana darah tersebut berasal. FIT mudah dilakukan: Tersedia dalam bentuk kit dan dapat dilakukan di rumah.

Kolonoskopi

Kolonoskopi melibatkan penggunaan pipa yang tipis dan fleksibel yang disebut kolonoskop. Ini dimasukkan melalui rektum, memungkinkan dokter untuk memeriksa lapisan dalam usus besar. Secara khusus dilakukan di bawah sedasi ringan, kolonoskopi memakan waktu sekitar 15 menit; polip jinak dapat dibuang dalam proses ini.
DIPOSTING DI Pencegahan Kanker
Label kanker kolorektal, kanker yang umum, kesalahpahaman, kolonoskopi, mencegah kanker, polip yang bersifat kanker, skrining kanker
Baca Selengkapnya Tentang Kanker Kolorektal
DITERBITKAN 15 MARET 2019