Leukimia Limfoblastik Akut (dikenal sebagai “Acute Lympoblastic Leukaemia” atau ALL) adalah sejenis kanker kanker darah yang mempengaruhi sel-sel darah putih yang masih muda yang berasal dari sumsum tulang. Sel-sel tersebut berkembang biak tak terkendali dan berkerumun di dalam sumsum tulang. Perkembangan tersebut menghambat produksi sel-sel darah normal. Anak-anak yang mengidap ALL rentan terhadap anemia, infeksi yang berulang, mudah memar dan berdarah karena sumsum tulang mereka tidak memproduksi cukup sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.
ALL merupakan kanker yang paling umum diderita anak-anak. Setiap tahun, sekitar 30-40 dari 1 juta anak terdiagnosa ALL. Dan dari setiap 3 anak yang mengidap kanker, 1 akan mengidap ALL.
Tidak diketahui penyebab pasti dari ALL walaupun studi telah dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan. Ada beberapa factor resiko kemungkinan yang diperkirakan menjadi penyebab cacat genetic yang mengarah pada terjadinya ALL:
Infeksi: Tingkat penyembuhan yang lambat terhadap infeksi pada anak atau respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh anak terhadap infeksi diperkirakan juga mungkin terlibat. ALL tidak menular. Anakanak tidak dapat terkena leukimia dari anak-anak lain.
Radiasi Ionisasi: Anak-anak yang terpapar radiasi ionisasi dosis tinggi (energi yang dihasilkan X-Ray dan bahan radioaktif lain) sebelum lahir atau pada usia dini mempunyai resiko lebih besar untuk terkena ALL.
Faktor-faktor Genetik: ALL bukan merupakan penyakit turunan, tetapi bagi anak-anak dengan kelainan bawaan tertentu seperti “Down Syndrome” mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk terkena ALL.
Gejala-gejala dari ALL sebagian besar disebabkan oleh kurangnya sel darah normal dalam sistem peredaran darah. Hal ini meliputi:
Sebuah evaluasi lengkap dibutuhkan untuk mendiagnosa ALL meliputi:
Tes ini meliputi pengambilan darah dan mengirimnya ke laboratorium. Sel darah merah, darah putih dan trombosit kemudian dihitung dan diperiksa dibawah mikroskop sambil mencari sel-sel abnormal dalam darah.
Tes ini dilakukan untuk memastikan atau menyangkal hasil diagnosa ALL. Pemeriksaan ini dapat membuat dokter untuk memutuskan pengobatan terbaik untuk anak. Prosedur ini melibatkan diambilnya sedikit sampel sumsum tulang dari tulang pinggul untuk kemudian dites di laboratorium. Diagnosa akan dipastikan bila terdapat sel leukimia dalam sumsum tulang. Tes tambahan harus dilakukan untuk memastikan tipe leukimia yang terdeteksi dan untuk memperkirakan hasil akhir dari pengobatan.
Sampel kecil dari CSF yang terdapat di sekitar otak dan tulang belakang diambil dengan menggunakan prosedur pungsi lumbal (dikenal sebagai “Lumbar Puncture”). Sampel ini kemudian dites di laboratorium untuk mencari sel-sel leukimia di dalam sistem pusat saraf. Pengobatan tambahan diperlukan bila terdeteksi adanya sel-sel leukimia di dalam CSF.
Tes laboratorium lain serta X-Ray dapat memberikan informasi mengenai fungsi dari berbagai organ vital serta kondisi kesehatan anak Anda secara umum. Tes-tes ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk membandingkan perkembangan anak selama proses pengobatan.
Rangkaian kombinasi kemoterapi telah terbukti merupakan prosedur pengobatan terbaik bagi pasien anak pengidap ALL. Kemoterapi diaplikasikan melalui mulut, melalui suntikan ke pembuluh darah, atau langsung pada CSF. Kemoterapi dapat juga dilakukan bersamaan dengan radioterapi bilamana diperlukan.
Anak-anak yang mengidap ALL yang dirawat pada fasilitas medis kontemporer memiliki 80% - 90% tingkat kesembuhan. Pertolongan medis yang cepat dan terapi yang agresif sangatlah penting untuk proses penyembuhannya.
Transplantasi umumnya tidak perlu dilakukan. Akan tetapi, transplantasi sumsum tulang akan diperlukan bilamana sel-sel leukimia yang ada memiliki perubahan molekul tertentu, tidak adanya respon terhadap kemoterapi dan saat leukimia kambuh kembali, baik di saat maupun sesudah pengobatan.
Pengobatan ALL ditentukan oleh tipe sel leukimia, perubahan molekul dan respon awal leukimia terhadap kemoterapi. Hal ini dimaksudkan agar tercapai peluang kesembuhan maksimal sekaligus mengurangi efek samping jangka panjang dari pengobatan.
Sel-sel leukemia diklasifikasikan pada saat diagnosa menjadi penyakit sel-B atau sel-T. Sel-sel tersebut dipelajari untuk mengetahui apakah mereka memiliki perubahan kromosomal atau molekular pada tingkatan DNA. Pengurangan sel leukimia baik dalam darah maupun pada sumsum tulang diawasi dengan seksama saat pengobatan. Langkah-langkah ini sangat penting untuk menentukan prognosis dari pasien anak dengan ALL.
Sebagian besar efek samping dari pengobatan ALL berasal dari kemoterapi. Kemoterapi tidak hanya membunuh sel-sel leukemia yang berkembang dengan pesat, namun juga akan mempengaruhi pertumbuhan sel normal yang tumbuh pesat, termasuk sel-sel untuk rambut, perut, mulut dan sumsum tulang.
Mual, muntah, munculnya sariawan serta rambut rontok merupakan hal yang umum dan bersifat sementara. Langkahlangkah akan diambil untuk mengurangi ketidaknyamanan hal-hal tersebut di atas. Rendahnya sel darah menyebabkan anemia dan thrombocytopenia (kurangnya trombosit dalam darah) merupakan hal yang umum. Pengobatan melalui prosedur transfusi biasanya diperlukan guna mengurangi efek anemia dan mencegah atau mengendalikan pendarahan akibat dari kurangnya jumlah trombosit. Anjuran akan diberikan dalam menangani infeksi yang disebabkan oleh neutropenia (kurangnya sel darah putih).
Kemoterapi memiliki efek samping jangka panjang seperti dapat meracuni jantung, mempengaruhi fungsi hormon, serta kesuburan di masa depan. Terdapat juga resiko kecil untuk terjangkit kanker kedua di kemudian hari, khususnya bilamana pasien menggunakan radioterapi.
ALL hampir tidak memiliki sifat keturunan dan kasus lebih dari satu anggota keluarga terkena ALL sangatlah langka. Seperti kanker lainnya, ALL tidaklah menular dan tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain, bahkan melalui sentuhan atau berbagi makanan. Karena itu, orang tua tidak seharusnya terbebani oleh rasa takut akan tertularnya kerabat/saudara terdekat akibat ALL.
Orang tua merupakan pendukung terbesar dan terpenting untuk seorang anak dengan penyakit kritis seperti ALL. Tim medis serta tim perawat senantiasa bersedia untuk berdiskusi dengan orang tua untuk membicarakan sifat-sifat serta kecenderungan penyakit, pengobatan serta efek samping, dan perawatan anak setelah proses pengobatan selesai. Kami percaya setiap anak dengan kanker berhak memiliki peluang untuk sembuh secara fisik maupun emosional. Orang tua yang penuh perhatian memiliki peran penting untuk suksesnya proses pengobatan.
CanHOPE adalah pelayanan non-profit untuk konseling dan dukungan kanker yang disediakan oleh Parkway Cancer Centre, Singapura. CanHOPE terdiri dari tim pendukung yang berpengalaman serta berpengetahuan luas dengan akses informasi komprehensif serta topik-topik yang bervariasi dalam hal pendidikan dan panduan pengobatan kanker.
CanHOPE menyediakan:
Tim CanHOPE akan terus mengiringi setiap langkah pasien kanker dan memberikan dukungan serta perawatan personal, sesuai dengan tujuan mereka, untuk berbagi sedikit harapan kepada setiap orang yang mereka temui.