image of tumor in large intestine
Collapse All
Expand All

Kanker kolorektal, yang umum dikenal sebagai kanker kolon atau kanker usus besar, berasal dari jaringan usus besar (bagian terpanjang dari usus besar) atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum dubur/anus). Sebagian besar kanker kolorektal adalah tipe kanker adenokarsinoma (kanker yang berasal dari sel yang membuat dan melepaskan lender atau cairan lainnya).

Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker yang paling umum dijumpai. Kabar baiknya adalah jumlah kematian akibat kanker kolorektal telah jauh berkurang dalam 15 tahun terakhir. Hal ini terjadi karena semakin banyak orang yang melakukan skrining secara teratur, yang dapat mendeteksi kanker kolorektal secara dini. Pengobatan kanker kolorektal juga telah mengalami kemajuan, sehingga pasien dapat diobati dengan lebih efektif. Deteksi dini kanker kolorektal umumnya dapat membawa kesembuhan yang sempurna.

Tidak ada penyebab tunggal terjadinya kanker kolorektal, karena dalam sebagian besar kasus, kanker kolon berawal dari polip jinak yang berkembang menjadi pertumbuhan yang bersifat kanker dalam kurun waktu 3 hingga 10 tahun.

Tidak ada yang mengetahui apa yang menjadi penyebab pasti terjadinya kanker kolorektal. Akan tetapi, telah diketahui bahwa beberapa orang dengan faktor risiko tertentu sangat mungkin terkena kanker kolorektal. Berbagai penelitian menemukan faktor- faktor risiko berikut untuk kanker kolorektal kanker:

Polip Kolorektal

Polip tumbuh pada dinding bagian dalam usus besar atau rektum dan biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Pada umumnya, polip bersifat jinak (bukan kanker), namun seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan genetik, beberapa polip dapat berubah menjadi kanker.

Kolitis Ulseratif atau “Crohn’s disease”

Bila seseorang pernah terkena suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya radang usus besar (seperti kolitis ulseratif atau Crohn’s Disease) selama beberapa tahun, maka ia mengalami peningkatan risiko untuk terkena kanker kolorektal.

Riwayat kanker pribadi

Bila seseorang sudah pernah terkena kanker kolorektal, ia bisa kembali terkena kanker tersebut untuk kedua kalinya. Wanita dengan riwayat kanker ovarium, rahim (endometrium) atau kanker payudara juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal.

Riwayat kanker kolorektal dalam keluarga

Bila Anda memiliki keluarga dengan riwayat kanker kolorektal, maka Anda memiliki risiko lebih besar daripada orang lain untuk terkena kanker yang sama, khususnya apabila saudara Anda terkena kanker pada usia muda.

Faktor gaya hidup

Mereka yang merokok, mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan sedikit buat serta sayur, memiliki peningkatan risiko terkena kanker kolorektal.

Usia di atas 50 tahun

Kanker kolorektal sangat mungkin terjadi pada saat usia seseorang bertambah. Lebih dari 90 persen pasien yang terdiagnosis dengan kanker kolorektal adalah mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

Gejala umum kanker kolorektal adalah perubahan kebiasaan buang air besar. Gejala-gejalanya meliputi:

  • Perubahan kebiasan buang air besar (diare atau sembelit)
  • Perasaan bahwa perut tidak sepenuhnya kosong
  • Terdapat darah (merah cerah atau pekat) pada tinja Anda
  • Ukuran tinja Anda lebih kecil/pipih dari biasanya
  • Sering mengalami nyeri akibat gas pada lambung atau kram perut, atau merasa kembung
  • Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Selalu merasa sangat letih
  • Sering mual atau muntah

Seringkali, gejala-gejala ini mungkin saja bukan disebabkan oleh kanker. Kondisi kesehatan lain pun dapat menimbulkan gejala-gejala tersebut di atas. Sekedar mengingatkan, kanker pada tahap awal umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Karena itu bagi siapa saja yang merasa mengalami gejala tersebut di atas, disarankan untuk segera menemui dokter untuk melakukan diagnosa dan menerima pengobatan sesegera mungkin.

Tes skrining akan membantu dokter untuk menemukan polip atau kanker sebelum Anda terkena gejala-gejala kanker. Deteksi dini untuk kanker kolorektal dapat membantu efektivitas pengobatan kanker. Tes skrining berikut dapat digunakan untuk menemukan polip, kanker, atau kondisi abnormal lainnya.

Fecal Occult Blood Test (FOBT) atau Fecal Immunochemical Tests (FIT)

Kadangkala ketika kanker atau polip mengalami pendarahan, Prosedur FOBT atau FIT dapat menemukan darah dalam BAB Anda dalam jumlah terkecil. Bila tes ini menemukan darah, maka tes lain akan diperlukan untuk menentukan sumber dari darah tersebut. Kondisi yang tidak berbahaya (seperti wasir) dapat juga menyebabkan adanya darah pada BAB.

Sigmoidoskopi

Dokter akan memeriksa rektum dan bagian bawah usus besar dengan “sigmoidoscope”. Bila ditemukan adanya polip (pertumbuhan jinak yang dapat menyebabkan terjadinya kanker), maka polip tersebut dapat dibuang.

Kolonoskopi

Dokter memeriksa rektum dan seluruh bagian usus besar menggunakan kolonoskop. Bila ditemukan adanya polip (pertumbuhan jinak yang dapat menyebabkan terjadinya kanker), maka polip tersebut dapat dibuang.

Barium Enema Kontras Ganda

Prosedur ini melakukan pengisian usus besar dan rektum menggunakan barium untuk meningkatkan kualitas foto X-Ray. Kelainan/Kondisi abnormal seperti polip dapat terlihat dengan jelas.

Kolonoskopi Virtual

Prosedur tes ini menggunakan perangkat X-Ray khusus untuk mengambil foto/gambar usus besar serta rektum. Komputer kemudian akan menyusun gambar-gambar yang diambil menjadi citra detil yang dapat menunjukkan polip dan kondisi abnormal lainnya.

Bila Anda memiliki gejala-gejala, atau hasil tes skrining menunjukkan tanda-tanda kanker kolorektal, dokter Anda harus mencari tahu apakah hal tersebut bersumber dari kanker atau kondisi medis lain. Dokter akan menanyakan riwayat medis pribadi serta keluarga, dan akan melakukan pemeriksaan fisik. Bila ditemukan kondisi abnormal (polip), maka akan diperlukan biopsi. Umumnya, jaringan abnormal dapat diangkat melalui prosedur kolonoskopi atau sigmoidoskopi. Ahli patologi kemudian akan memeriksa apakah jaringan tersebut merupakan sel kanker dengan menggunakan mikroskop.

Bilamana hasil biopsi menunjukkan adanya kanker, dokter perlu mengetahui seberapa jauh penyebaran kanker telah terjadi untuk memberikan rencana pengobatan terbaik. Stadium dibuat berdasarkan apakah tumor telah menyebar ke jaringan tubuh sekitar, dan apabila sudah menyebar, ke bagian tubuh mana kanker tersebut sudah menyebar.

Dokter membagi kanker kolorektal menjadi beberapa stadium:

  • Stadium 0 : Dimana kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam usus besar atau rektum. Kanker kolorektal stadium 0 ini umumnya disebut “Carsinoma in situ”.
  • Stadium I : Tumor sudah tumbuh ke dinding bagian dalam usus besar atau rektum, namun belum menembus dinding tersebut.
  • Stadium II : Tumor sudah menembus dinding lapisan usus besar atau rektum. Ada kemungkinan tumor telah menyebar ke jaringan tubuh terdekat, namun sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
  • Stadium III : Kanker telah menyebar masuk ke dalam kelenjar getah bening, namun belum menyebar ke bagian/ jaringan tubuh lain.
  • Stadium IV : Kanker telah menyebar ke organ tubuh lain seperti hati atau paru-paru.
  • Kambuh : Kanker yang telah diobati ini kembali kambuh setelah beberapa waktu saat kanker tidak dapat dideteksi. Kanker dapat kembali tumbuh pada bagian usus besar atau rektum, atau pada organ tubuh lainnya.

Pembedahan

Bedah melibatkan pengangkatan jaringan yang terjangkit tumor dan jaringan terdekat/ kelenjar getah bening. Prosedur bedah dilakukan dengan menggunakan laparoskopi atau bedah terbuka.

Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan anti kanker guna menyusutkan ukuran atau membunuh sel kanker. Obat-obatan masuk melalui aliran darah sehingga dapat mencapai sel kanker di seluruh tubuh.

Terapi Kanker Terarah

Beberapa pasien dengan kanker kolorektal yang telah menyebar menerima pengobatan terapi kanker terarah. Terapi terarah ini berupa obat-obatan atau bahan lain yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dengan mentargetkan molekul-molekul spesifik yang membantu pertumbuhan dan penyebaran sebuah tumor.

Terapi Radiasi (Radioterapi)

Prosedur ini menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Prosedur ini hanya mempengaruhi sel kanker yang ada pada area terapi. Terapi ini terutama digunakan pada kanker rektum (anus).

CanHOPE adalah pelayanan non-profit untuk konseling dan dukungan kanker yang disediakan oleh Parkway Cancer Centre, Singapura. CanHOPE terdiri dari tim pendukung yang berpengalaman serta berpengetahuan luas dengan akses informasi komprehensif serta topik-topik yang bervariasi dalam hal pendidikan dan panduan pengobatan kanker.

CanHOPE menyediakan:

  • Informasi kanker terkini untuk pasien, termasuk cara-cara mencegah kanker, gejala-gejala, resiko, tes skrining, diagnosa, pengobatan serta kajian ilmiah terkini yang ada.
  • Referensi untuk pelayanan yang terkait dengan pengobatan kanker, seperti fasilitas diagnosa dan skrining, pusat-pusat pengobatan dan konsultasi dengan spesialis yang tepat.
  • Konseling dan saran-saran kanker, yang meliputi pembuatan strategi dalam menangani efek samping pengobatan, menghadapi kanker, pola makan dan nutrisi.
  • Dukungan emosional dan psikososial untuk mereka yang terkena kanker dan mereka yang merawatnya.
  • Aktivitas Kelompok Pendukung, dengan penekanan pada pengetahuan, ketrampilan serta aktivitas pendukung lainnya untuk mengajarkan serta menciptakan kepedulian untuk pasien dan pendampingnya.
  • Sumberdaya untuk pelayanan dukungan serta rehabilitasi.
  • Pelayanan Palliative care untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang terkena kanker dengan stadium lanjut.

Tim CanHOPE akan terus mengiringi setiap langkah pasien kanker dan memberikan dukungan serta perawatan personal, sesuai dengan tujuan mereka, untuk berbagi sedikit harapan kepada setiap orang yang mereka temui.